Memahami permasalahan manajemen bandwidth

Menyimpulkan permasalahan manajemen bandwidth

Jaringan lokal komputer pada perusahaan PT. Anta Citra Arges (ACA) belum menerapkan manajemen bandwidth untuk setiap PC yang terhubung ke jaringan LAN yang tersedia, namun dengan semakin beragamnya aktifitas user, maka kebutuhan akan suatu sistem yang dapat membatasi bandwidth sangat dibutuhkan. Begitu pula seiring dengan berkembangnya jaringan dan layanan network, dibutuhkan suatu metode manajemen bandwidth yang tepat. Implementasi metode manajemen bandwidth ini dilakukan pada kondisi real jaringan komputer PT. Anta Citra Arges dengan mengamati throughput rata-rata yang didapatkan di masing-masing client dan CPU Load pada PC Router MikroTik dengan skenario banyak user mengakses beragam layanan, hal ini akan memperlihatkan berbagai aktifitas user dalam menggunakan internet dan memungkinkan beberapa user akan membutuhkan bandwidth yang cukup besar sehingga user yang benar-benar memerlukan bandwidth untuk aktifitas pentingnya akan menjadi terganggu. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan implementasi metode manajemen bandwidth menggunakan MikroTik RouterOS dengan metode simple queue dengan hasil yang didapat adalah dimana TxAvg Rate (transfer rate rata-rata) client 1 sebesar 231.4 kbps dan client 2 sebesar 256.7 kbps, dimana TxAvg rate ini tidak melebihi dari bandwidth maksimal yang telah ditentukan.  

Bandwidth Management untuk Dynamic User

Simple queue bisa dikatakan sebuah solusi paling mudah dalam melakukan bandwidth management, sebagai admin jaringan kita hanya perlu isikan target address dengan ip komputer client kemudian kita tentukan bandwith yang dialokasikan untuk user tersebut. Permasalahan muncul jika ternyata user yang kita handle merupakan user dengan jumlah yang cukup banyak. Belum lagi jika user tersebut sifatnya dynamic. Mereka bisa konek ataupun disconnect  sesuai kemauan mereka. Akan sangat repot jika kita harus membuat simple queue satu per satu. Salah satu fitur mikrotik yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalah ini adalah dengan PCQ, 
PCQ merupakan salah satu cara melakukan manajemen bandwidth yang cukup mudah dimana PCQ bekerja dengan sebuah algoritma yang akan membagi bandwidth secara merata ke sejumlah client yang aktif. PCQ ideal diterapkan apabila dalam pengaturan bandwidth kita kesulitan dalam penentuan bandwidth per client. 
Misalnya, sebelumnya kita bisa melakukan bandwidth management dengan system HTB dimana jumlah client sedikit, maka masih mudah bagi admin jaringan dalam menentukan parameter limit-at. Tetapi bagaimana jika bandiwdth 1 Mbps namun ingin dibagi rata ke 200-an client. Jika menggunakan model HTB, akan sulit untuk menentukan limit-at . Dengan kondisi seperti ini, akan lebih mudah jika kita serahkan perhitungan management bandwidth ke router, agar Router yang akan membagi bandwidth secara otomatis ke client.
Cara kerja PCQ adalah dengan menambahkan sub-queue, berdasar classifier tertentu. Berikut gambaran cara kerja PCQ dengan parameter PCQ-Rate = 0.
  
PCQ rate adalah dasar perhitungan Router. Seberapa besar rate-limit yg akan diberikan ke user yg aktif.  Cara setting PCQ sebanarnya cukup mudah. Kita hanya perlu menambahkan Queue Type PCQ, kemudian tentukan nilai classifier dan nilai rate. Untuk management traffic download, centang opsi classifier dst.address. Dan untuk management traffic upload, centang opsi src.address. 
 
Selanjutnya, implementasikan PCQ yang dibuat sebelumnya. Misal dikombinasikan dengan Simple Queue. 
 
Sayangnya, karena semua urusan pembagian bandwidth sama rata dilakukan Router secara otomatis, kita tidak bisa menerapkan Priority ke user tertentu pada saat menggunakan PCQ. 

Monitoring PCQ dapat dilihat pada bagian statistic. 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tes tulis dan tes lisan ukk 2020